Titik Bumi Satria Drilling Contractor and Fabrication

Some Exploration Activities


Berdasarkan perhitungan pusat Energi dan Sumberdaya Mineral, cadangan sumber batu bara di Indonesia sebagian besar tersebar di pulau Sumatera dan Kalimantan serta sebagian kecil di pulau Jawa dan Sulawesi. Para ahli Geologi dapat memperkirakan cadangan  sumberdaya batu bara melalui
 perhitungan dan analisis terhadap data Ekplorasi detil yakni berupa data pemboran dan pemetaan.

Tujuan peninjauan geologi adalah untuk mengindentifikasi keterdapatan, keberadaan, ukuran, sebaran, kuantitas dan Kualitas sumber daya batu bara. Kegiatan ekplorasi batu bara merupakan kegiatan awal dan mendasar untuk menentukan kegiatan pertambangan batu bara suatu perusahaan atau instansi tertentu. Hal ini dikarenakan hasil data eksplorasi batu bara akan menjadi landasan untuk menentukan langkah selanjutnya yang harus diambil oleh perusahaan batubara. Dalam perhitungan dan perencanaan penambangan  batubara akan banyak dipengaruihi oleh banyaknya cekungan, proses sedimentasi, proses geologi dan bentuk lapisan pada masa pembentukan batubara (Coalification)

                                                                                                                                                               
Proses eksplorasi  biasanya terdiri dari tahapan-tahapan
1.       Survey Tinjau
2.       Prospeksi
3.       Eksplorsai Uumum dan
4.       Eksplorasi Terperinci

           Daerah yang disurvey adalah daerah yang memiliki potensi batu bara dimana dilakukan penelitian untuk mendapatkan Seam batu bara pada posisi tertentu.kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan singkapan batubara, untuk selanjutnya dilakukan pemetaan dan pengeboran untuk memperoleh data litologi terutama yang menyangkut ketebalan, penyebaran, dan jumlah seam.
                Pemboran ekplorasi dilakukan dengan menggunakan mesin bor, teknik pengeboran biasanya dilakukan secara vertical sampai menembus lapisan batubara lalu dihentikan untuk dipindahkan kelokasi yang telah ditetapkan. Ketebalan batubara yang didapat baru hanya berupa ketebalan semu.

                Hasil pengeboran diperlukan juga untuk pengambilan sempel batu bara untuk dianalisa di  labotarium sehigga dapat diketahui kuaitasnya. Data analisa yang diperlukan terutama adalah data Washability untuk mengetahui tingakat kandungan Ash dan relativ density dari sampell borecore. Data-data eksplorasi kemudian dikumpulkan untuk dilakukan perhitungan. Perhitungan-perhitungan yang dilakukan diantaranya adalah perhitungan lapisan tanah penutup ( overburden) dan perhitunga pengupasan (strippingratio) yaitu perbandingan antara volume overburden dengan tonase batubara yang akan diambil. Apabila tahap kegiatan eksplorasi telah dilakukan s,elanjutnya dilakukan studi kelayakan dan apabila dianggap layak endapan batubara tersebut dapat disebut cadangan batubara. Endapan batubara yang sudah dilakukan tahapan eksplorasi tetapi belum dilakukan studi kelayakan atau sudah dilakukan tetapi hasilnya belum layak maka endapan batubara tersebut masih disebut sumber daya batu bara




                Sumber daya batu bara adalah bagian dari endapan batu bara yang diharapkan dapat dimanfaatkan dan diolah lebih lanjut secara ekonomis, sumber daya ini dapat meningkat menjadi  cadangan  setelah dilakukan uji kelayakan dan dinyatakan layak untuk ditambang secara ekonomis dan  sesuai dengan teknologi yang ada.

Klasifikasi Sumber daya (resource) dikategorikan sebagai berikut:
1.   Sumberdaya Batubara Hipotetik (Hypothetical Coal Resource)
Adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survey tinjau.

2.   Sumber daya Batubara Tereka (Inferred Coal Resource)
Adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi

3.    Sumber  daya Batubara Tertunjuk (Indicated Coal Resource)
Adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan

4.    Sumber daya Batubara Terukur (Measured Coal Resource)
Adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap ekplorasi rinci

5.    Sumber daya Batubara Kelayakan (Feasibility Coal Resource)
Adalah sumberdaya batubara yang dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil studi kelayakan atau suatu kegiatan penambangan yang sebelumnya yng biasanya dilaksanakan di daerah ekplorasi rinci

6.    Sumber daya batubara Pra Kelayakan (Prefeasibility Coal Resource)
Adalah sumberdaya batubara yang dinyatakan berpotensi ekonomis dari hasil studi pra kelayakan atau suatu kegiatan penambangan yang sebelumnya yang biasanya dilaksanakan di daerah Ekplorasi Rinci dan Ekplorasi Umum

Mengklafikasikan Sumberdaya dan Cadangan batubara adalah upaya untuk pengelompokan sumberdaya dan cadangan batubara berdasarkan keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi
 

Bor Accesories



  1. CORE BARREL NMLC 5 FIT + FULL OUT SAMPLE
  2. CORE BARREL HMLC 5 FIT
  3. OVER SHOOT NQ
  4. REAMER SHELL DIAMOND NQ
  5. HOISTING PLUG
  6. CORE LIFTER
  7. CORE LIFTER CASE
  8. LANDING RING NQ
  9. STABILIZER NQ
  10. STOP RING NQ
  11. HEAD NQ TO NW
  12. KUNCI PERMALI INNER NQ
  13. KUNCI PERMALI HQ INNER
  14. B.O.P/PENDORONG CORE+SELANG 3 METER
  15. SELANG WATER SWIFEL DIAMETER 1 INC 6 METER
  16. WATER SWIVEL AW
  17. WATER SWIVEL NQ
  18. ROD HQ 3 METER
  19. ROD NQ 3 METER
  20. ROD AW 1,5 METER 42 MM
  21. ROD AW 3 METER 42 MM
  22. FUT-KLAM NQ
  23. DIAMOND BIT NQ
  24. DRILL BIT PCD 2 7/8″
  25. DRILL BIT PCD 3 7/8″
  26. DRILL BIT PCD 4″ (LOKAL)
  27. DRILL BIT PCD 6″ (LOKAL)
  28. DRILL BIT PCD 4″ (ASAHI-JAPAN)
  29. DRILL BIT PCD 6″ (ASAHI-JAPAN)
  30. DRILL BIT TRICONE 4″ (REFURBIS)
  31. DRILL BIT TRICONE 6″ (REFURBIS)
  32. DRILL BIT TRICONE JAGUNG 4″ (REFURBIS)
  33. DRILL BIT TRICONE JAGUNG 6″ (REFURBIS)
  34. DRILL BIT TREE WING BIT 3,5″ (LOKAL)
  35. DRILL BIT TREE WING BIT 4″ (LOKAL)
  36. DRILL BIT TREE WING BIT 4,5″ (LOKAL)
  37. DRILL BIT TREE WING BIT 6″ (LOKAL)


 

De Re Metallica: Buku Kuno Tambang




Buku pertama yang mengupas ilmu tambang secara mendalam tak lain adalah De Re Metallica. Buku ini ditulis dalam bahasa Latin oleh Georgius Agricola dan diterbitkan pada tahun 1556
Jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris, judulnya akan menjadi On the Nature of Minerals, sedang nama pengarangnya akan dibaca menjadi Georg Bauer.
Selama 250 tahun berikutnya, buku ini menjadi rujukan. Agricola menghabiskan 9 tahun di Joachimsthal, kini termasuk wilayah Republik Ceko, melakukan riset dan pengamatan untuk bukunya.
De Re Metallica Buku Kuno Tambang1 150x150 De Re Metallica: Buku Kuno Tambang

De Re Metallica terutama berisi perihal penilaian mineral (mineral prospecting), asal-usul terbentuknya endapan aluvial, dan sebaran bijih. Namun dia juga berbicara tentang bagaimana bisnis tambang dijalankan, sampai pada beberapa penyakit yang sering diderita pekerja tambang.
Metode tambang yang dikupas terutama berkaitan dengan tambang bawah tanah. De Re Metallica dilengkapi dengan ilustrasi detail seperti bagaimana cara mengolah berbagai mineral semacam emas dan timah.
Mesin-mesin apa saja yang terlibat dalam pengolahan juga dibahas secara lengkap dan panjang. Buku yang sering dirujuk oleh Agricola sebagai sumber penulisan adalah Natural History yang ditulis oleh Pliny the Elder, buku tentang metode tambang yang ditulis pada tahun 77 masehi.
ExLibDeremetallica 1 De Re Metallica: Buku Kuno Tambang
Ilustrasi De Re Metallica
Meski Agricola telah meninggal pada 1555, buku ini masih belum bisa diterbitkan akibat menunggu penyelesaian ilustrasi yang dibuat begitu rinci. Akhirnya ketika diterbitkan, harga buku menjadi sangat mahal dan hanya didistribusikan terbatas.
De Re Metallica diterjemahkan pertama kali dalam bahasa Inggris pada tahun 1912. Penerjemahnya adalah Herbert Hoover, seorang insinyur tambang yang kemudian hari menjadi presiden AS, bersama dengan istrinya Lou Henry Hoover, seorang ahli geologi dan bahasa Latin.
Buku terjemahan ini banyak menyertakan catatan kaki dan mendapatkan pujian atas kejelasan penerjemahannya.[]
Referensi: Wikipedia
 

Arthur L. Hawkesworth (1869-1925), Penemu Mesin Bor Modern




Di awal tahun 20-an, Hawkesworth adalah seorang ahli mekanik di Anaconda Copper Mining Co.
Dia terkenal sebagai penemu mesin bor tambang dengan mata bor yang dapat dibongkar pasang.
Dengan penemuannya, sebuah bor dapat dibuat tetap produktif dengan hanya mengganti ujung mata bor.
Sebelum penemuan itu, seorang operator bor tambang bawah tanah memerlukan banyak batang bor dengan panjang bervariasi mulai dari 13, 20, dan 26 m untuk menyelesaikan semua pekerjaannya.

Arthur L. Hawkesworth 1869 1925 Penemu Mesin Bor Modern 150x150 Arthur L. Hawkesworth (1869 1925), Penemu Mesin Bor Modern
Selama bertahun-tahun Hawkesworth mengamati bahwa dengan metode konvensional, pekerja mesti mengirim batang bor dengan berbagai ukuran ke area kerja di bawah tanah. Setelah bor tumpul karena digunakan, batang bor ini mesti dikirim ke permukaan untuk dipertajam kembali.

Di hari Jumat, 21 Mei 1922, Anaconda menggelar demonstrasi Bor Hawkesworth. Semua pemilik tambang, manajer, insinyur dan mekanik menghadiri uji coba tersebut. Hasil uji coba ternyata memuaskan semua yang hadir.
Dalam waktu 2 menit, Bor Hawkesworth mampu membuat lubang sedalam 520 dan 560 mm pada batuan granit. Sedang bor konvensional hanya mampu menembus sedalam 240 mm dengan waktu yang sama.
Penemuan Hawkesworth mampu menghasilkan penghematan yang besar baik dari sisi waktu, biaya, dan juga keselamatan.
Penghematan waktu didapat dari kecepatan bor yang meningkat dan peningkatan efisiensi karena operator selalu dapat bekerja dengan mata bor yang tajam tanpa perlu menunggu batang bor dipertajam. Ini karena operator langsung dapat mengganti mata bor yang tumpul dengan yang baru.
Penghematan juga datang dari tidak diperlukannya lagi orang untuk mengirim batang bor tumpul ke permukaan dan membawa kembali yang sudah dipertajam ke area tambang bawah tanah.
Keselamatan kerja juga mampu ditingkatkan dengan hilangnya angka kecelakaan yang terjadi selama kegiatan transportasi batang bor dari dan ke area kerja.
Setelah penemuan itu, batang bor yang dapat dibongkar pasang mendapatkan tempatnya di industri pertambangan. Sumbangan Hawkesworth dalam dunia pertambangan pun menjadi tidak diragunakan.[]
Sumber tulisan: Mining Engineering, Agustus 2008
 

Jenis dan Spesifikasi Alat Bor


                                     
JENIS ALAT BOR

1.Jacro 100 (power rig menara portable)
2.Jacro 175 series
3.Jacro 200series
4.Jacro 200 + System Wireline
5.Jacro 300 series


SPESIFIKASI ALAT BOR

1. Jacro 100 (Power Rig Menara / Portable)
Power Rig












Engine : Yamaha MT 110
Rotary  : Modifed
Pull up and down System  : Manual
Water Swifle                      : Tappered roller bearing with greased seals for  mud and air  flushing
Oil Cooler                          : -
Water Injection Pump        : Yamaha MT 110
Drill Pipe : 30 pipe (seemles) NMLS 1 ¼ @ 1,5 meter
Drill Bite : Wingbite
Water hose : 250 meter hose polypipe
Core barel : Assy NMLC
Base and Mast                 : knock down system modularized for hand carrying


2. Jacro 175 Series














Engine  : Greaves 10 Hp
Rotary  : Modifed  
Pull up and down System   : Chain
Water Swifle  : Tappered roller bearing with greased seals for  mud and air flushing
Oil Cooler : 80 cc
Water Injection Pump        : Yamaha MT 110 + Sanchin 30
Drill Pipe                           : 50 pipe (seemles) NMLS 1 ¼ @ 1,5 meter
Drill Bite : Wingbite / PCD
Water hose                        : 500 meter hose polypipe
Core barel : Assy NMLC
Base and Mast                  : knock down system modularized for hand carrying


3. Jacro 200 Series











Engine   : Greaves 10 Hp
Rotary   : Modifed 
Pull up and down System  : Cyclinder Hydraulic
Water Swifle   : Tappered roller bearing with greased seals for  mud and air  flushing
Oil Cooler  : 100 cc
Water Injection Pump  : Yamaha MT 110 + Sanchin 30
Drill Pipe  : 67 pipe (seemles) NMLS 1 ¼ @ 1,5 meter
Drill Bite  : Wingbite / PCD
Water hose                       : 500 meter hose polypipe
Core barel  : Assy NMLC
Base and Mast  : knock down system modularized for hand carrying


4. Jacro 200  + System Wireline













Engine   : Kubota 1105 ( 21Hp)
Rotary   : Modifed 
Pull up and down System   : Cyclinder Hydraulic
Water Swifle   : Tappered roller bearing with greased seals for  mud and air  flushing
Oil Cooler  : 100 cc
Water Injection Pump       : Yanmar TF 85 + Sanchin 120
Drill Pipe  : 100 pipe (seemles) NQ 3” @ 1,5 meter
Drill Bite  : Wingbite / PCD
Water hose  : 500 meter hose polypipe
Core barel  : Assy NQ / HMLC
Base and Mast  : knock down system modularized for hand carrying



5. Jacro 300  Series
Wireline 300













Engine    : Kubota 1105 ( 21Hp)
Rotary                               : Modifed 
Pull up and down System    : Cyclinder Hydraulic
Water Swifle                      : Tappered roller bearing with greased seals for  mud and air  flushing
Oil Cooler                           : 100 cc
Water Injection Pump        : Yanmar TF 85 + Sanchin 120
Drill Pipe   : 50 pipe (seemles) NQ 3” /HQ 4 “@ 1,5 meter
Drill Bite                            : Wingbite / PCD
Water hose                        : 500 meter hose polypipe
Core barel   : Assy HMLC / HQ
Base and Mast                  : knock down system modularized for hand carrying